Translate

Cari Artikel

Asal Usul Sejarah Mentari dan Matrix

Mentari merupakan kartu prabayar GSM/selular di Indonesia yang dikeluarkan oleh Indosat dan dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia.
Mentari juga dapat dipergunakan saat international roaming di banyak negara.
Kartu Mentari merupakan kartu prabayar pertama dengan fasilitas bebas roaming nasional.

sedangkan
Matrix adalah layanan selular pasca bayar milik Indosat.
Matrix dilengkapi dengan akses 3G/3.5G dan jangkauan jelajah internasional di lebih dari 120 negara di dunia.
Matrix Auto adalah layanan selular pasca bayar yang dapat diisi ulang, kombinasi dari manfaat layanan pasca bayar dan pra-bayar.

Asal Usul Sejarah Kartu Mentari Dan Matrix
Indosat didirikan pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing, dan memulai operasinya pada tahun 1969.
Pada tahun 1980 Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

Hingga pada tahun 1993, PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) didirikan di bawah pengawasan PT Indosat.

Satelindo beroperasi pada tahun 1994 sebagai operator GSM.
Pendirian Satelindo sebagai anak perusahaan Indosat menjadikan ia sebagai operator GSM pertama di Indonesia yang mengeluarkan kartu prabayar Mentari dan pascabayar Matrix.

Hingga kini Mentari maupun MAtrix selalu memperbaharui segala halnya hingga menjadi salah satu operator selular terbesar di Indonesia.

Nomor Nomor nya berawalan :
Mentari :
0815...
0858...
0816...
Matrix :
0815... (hanya lebih sedikit jumlah nomornya, jika mentari 12 nomor, matrix 10 - 11)
Untuk melihat Website Mentari silahkan klik di sini

Untuk melihat Website Matrix silahkan klik di sini

Diambil dari Wikipedia Indonesia
Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah Mentari dan Matrix

print halaman iniPrint halaman ini

Asal Usul Sejarah Axis

AXIS adalah operator GSM nasional dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia.
Perusahaan ini menyediakan layanan 2G, 3G, dan BlackBerry secara nasional dan menjangkau seluruh dunia melalui lebih dari 300 mitra roaming internasional di lebih dari 150 negara.

AXIS memiliki misi untuk mewujudkan layanan telepon, SMS, data dan fitur-fitur layanan lain tersedia dan terjangkau bagi semua masyarakat Indonesia.
Perusahaan ini pertama kali meluncurkan layanannya pada Februari 2008 dan memperkenalkan pendekatan yang berbeda pada penawarannya melalui produk dan layanan yang sederhana, mudah dipahami dan tarif yang transparan.
AXIS juga menantang norma pasar dengan menghadirkan penawaran yang jujur tanpa syarat dan ketentuan tersembunyi.

Kerjasama yang inovatif dan investasi yang berkelanjutan mempercepat ekspansi perusahaan dan memposisikan AXIS sebagai brand nasional yang menjangkau lebih dari 80% populasi di Indonesia, meliputi Jawa, Bali, Lombok, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Layanan AXIS kini tersedia di lebih dari 400 kota di seluruh Indonesia, dan kini sebagai operator keempat di Indonesia dalam hal luas wilayah jangkauan.

ASAL USUL SEJARAH AXIS
2008
Februari, Peluncuran layanan secara komersial di Jawa Timur
Maret, Peluncuran layanan secara komersial di Jawa Barat
April, Grand Launch Jabodetabek
Juni, Peluncuran kampanye promosi yang sensasional "Rp 1 per nelpon" dan peluncuran layanan secara komersial di Jawa Tengah
Juli, Peluncuran layanan secara komersial di Bali dan Lombok
Agustus, Peluncuran produk komunitas muslim "AXIS Salam", diikuti dengan peluncuran layanan secara komersial di Sumatera Utara, yaitu Medan, Batam dan Pekanbaru.
November, Masuk dalam nominasi GSMA's Asia Mobile Awards 2008 dalam kategori 'Green Mobile Award'.
Desember, Peluncuran data plan dan data card "AXIS AKSES"

2009
Januari, Peluncuran BTS hijau pertama (tenaga surya) di Minas Barat, Sumatera dan BTS bertenaga hydrogen di Sei Mencirim, Deli Serdang, Sumatera Utara
Maret, Pertama mensponsori AXIS Jakarta International Java Jazz Festival
April, Peluncuran layanan secara komersial di Sumatera Barat
Mei, "AXIS Salam" mendapat pengakuan dari Museum Record Indonesia (MURI) sebagai "Kartu GSM pertama yang memberikan SMS terbanyak secara gratis"
Juni, Peluncuran layanan BlackBerry Internet Solution (BIS) AXIS Worry-Free
November, Membentuk prakarsa kerjasama yang memposisikan AXIS sebagai brand nasional yang menjangkau Jawa, Bali, Lombok, Sumatera dan selanjutnya Kalimantan dan Sulawesi dalam waktu dekat

2010
Januari, Peluncuran layanan secara komersial di Aceh dan Sumatera Selatan
Februari, Peluncuran layanan Pasca Bayar AXIS
Maret, Tahun ke-2 mensponsori AXIS Jakarta International Java Jazz Festival
Juli, Menerima penghargaan Selular Award untuk kategori "Best Marketing Programs"
Juli, Peluncuran layanan secara komersial di Kalimantan dan Sulawesi
Oktober, Penyelesaian perbaikan sekolah dan sarana kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Padang Pariaman, Sumatera Barat, sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility / CSR)

2011
Januari – Februari, AXIS Road To Java Jazz 2011 diselenggarakan di 31 kota di seluruh Indonesia, untuk mencari bakat-bakat baru dalam bermusik
Februari, Peluncuran kartu perdana khusus komunitas AXIS – Arema yang memberikan berbagai keuntungan lebih dengan harga terjangkau dan menarik bagi jutaan Klub Sepakbola Arema di seluruh Indonesia
Februari, Memulai program edukasi konsumen untuk konsep "Branchless Banking", proyek awal dengan Bank Sinar Harapan Bali
Maret, Tahun ke-3 mensponsori AXIS Jakarta International Java Jazz Festival
Juli, Peluncuran layanan secara komersial di Kalimantan dan Sulawesi
Oktober, Penyelesaian perbaikan sekolah dan sarana kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Padang Pariaman, Sumatera Barat, sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility / CSR)

Pemegang Saham
PT Natrindo Telepon Seluler atau sebelumnya bernama Lippo Telecom adalah operator penyedia layanan seluler GSM dan 3G di Indonesia.
Perusahaan ini menjadi pemegang merek Axis yang mulai beroperasi di Jawa dan Sumatera.

AXIS didukung oleh dua perusahaan komunikasi internasional terkemuka:
Saudi Telecom Company (STC), memiliki jaringan dan infrastruktur terbesar untuk layanan seluler di Timur Tengah dan Afrika Utara
Maxis Communications Berhad (Maxis), operator seluler terdepan di Malaysia

Nomor Axis berawalan :
0838...

Website Resmi Axis : klik di sini

Diambil dari Website Axis
Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah Axis

print halaman iniPrint halaman ini

Asal Usul Sejarah Esia

Esia adalah merek layanan operator yang dikeluarkan oleh PT. Bakrie Telecom Tbk, operator telekomunikasi yang berbasis teknologi CDMA 2000 1x dengan layanan Limited mobility, maksudnya adalah layanan mobilitas jaringan tanpa kabel yang dibatasi dalam satu kode area.
Pengguna esia bisa melakukan semua panggilan, mulai panggilan lokal, interlokal maupun internasional.

PT. Bakrie Telecom Tbk sebelumnya dikenal dengan nama PT Ratelindo, yang didirikan pada bulan Agustus 1993,
sebagai anak perusahaan PT. Bakrie & Brothers Tbk yang bergerak dalam bidang telekomunikasi di DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat berbasis Extended Time Division Multiple Access (ETDMA).

Pada bulan September 2003, PT Ratelindo berubah nama menjadi PT. Bakrie Telecom Tbk, yang kemudian bermigrasi ke CDMA2000-1x,
dan memulai meluncurkan produk Esia.
Pada awalnya jaringan Esia hanya dapat dinikmati di Jakarta, Banten dan Jawa Barat, namun sampai akhir 2007 telah menjangkau 26 kota di seluruh Indonesia dan terus berkembang ke kota-kota lainnya.

Layanan Esia dibagi menjadi 2 (dua), yaitu Prabayar & Pascabayar.
Tersedia pula berbagai fitur tambahan seperti GoGo yang memungkinkan pelanggan mempergunakan kartu Esia di luar wilayah kotanya, serta layanan value-added services (VAS) seperti ring back tone, DV8.88 music portal dan akses internet.

Esia Prabayar adalah layanan yang menggunakan sistem pembayaran di awal melalui pengisian talktime diawal. Pilihan pengisian bisa menggunakan voucher isi ulang maupun pengisian elektronik. Pilihan voucher mulai dari Rp 1.000 dan kelipatannya seperti Rp 5.000 Rp. 10.000, Rp. 25.000, Rp 50.000, dan Rp. 100.000.

Esia Pascabayar adalah layanan yang menggunakan sistem pembayaran di akhir penggunaan. Layanan ini mengharuskan pengguna untuk melakukan pendaftaran terlebih dulu sebagai pelanggan pascabayar, dengan mengisi formulir dan membayar biaya abonemen bulanan.

Nomor NOmor Esia awalan nya tergantung dari kode area kota anda..
misal jakarta, 0219..., 0214..., 0216..., dll..

Website Resmi Esia :klik di sini

Diambil dari Wikipedia Indonesia
Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah Esia

print halaman iniPrint halaman ini

Asal Usul Sejarah IM3

Bagi Anak Muda, tentunya tahu operator seluler im3..
namun, tahukah kalian kepanjangan dari im3..?
cari tahu yu,,,

Asal usul Sejarah im3.
IM3 adalah sebuah layanan selular pra-bayar yang dengan kemampuan isi ulang yang dimiliki oleh Indosat.


Dengan adanya IM3, maka Indosat menjadi operator pertama yang meluncurkan GPRS< MMS, Video Streaming hingga java games di seluruh Indonesia.
IM3 tersedia dengan layanan broadband, layanan paket data dengan kecepatan tinggi hingga 2 Mpbs dan paket-paket lainnya.

IM3 merupakan kepanjangan dari Indosat Multi Media Mobile disingkat menjadi Indosat-m3 atau biasa disebut im3.
sebelum dilebur atau dimerger bersama PT. Indosat Tbk,
im3 merupakan sebuah PT, yaitu PT. Indosat Multi Media Mobile.

PT. Indosat Multi media Mobile merupakan anak perusahaan dari PT. Indosat,
yang didirikan pada tahun 2001.
sebelum menjadi im3 dahulu bernama Smart,
PT. indosat multi media mobile dahulu memiliki dua operator seluler, yaitu Smart dan kartu pascabayar BRIGHT (sekarang menjadi matrix Auto).

IM3 diluncurkan pada tanggal 31 Agustus 2001 di Batam dan dilanjutkan dengan kota-kota besar di Jawa dari kota Semarang, Surabaya, Bandung, dan akhirnya Jakarta pada tanggal 14 November 2001.

Frekuensi Pelanggan IM3 dapat menggunakan handphone dual band (900 & 1800 MHZ).
Dengan frekuensi dual band ini, diharapkan dapat menampung pelanggan yang lebih banyak dan mengurangi drop call atau network busy serta dapat meningkatkan kualitas suara.

dan Pada Triwulan akhir tahun 2003 PT. IM3 telah dilebur (merger) dengan PT Indosat Tbk.
Oleh karena itu, sejak saat itu, perusahaan ini bubar dan penanganan produknya diteruskan oleh Indosat.

Wilayah cakupan Pelanggan IM3 dapat menggunakan layanan di seluruh Indonesia selama berada pada jangkauan jaringan IM3, Sat-C (Satelit Palapa-C), dan Indosat.
Hal ini dimungkinkan karena "Sinyal Kuat Indosat" sebagai hasil merger PT Indosat, PT Indosat Multi Media Mobile, & PT Satelindo.

 Kini Im3 menjadi Operator selular yang cukup menarik dengan target pasaran rata - rata anak - anak muda.

Nomor Nomor Im3 berawalan :
0856...
0857...

website Resmi Im3 : klik di sini

Diambil dari Wikipedia Indonesia
Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah IM3

print halaman iniPrint halaman ini

Asal usul Sejarah Masjid Secara Umum

Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim.
Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau.
Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim.
Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid.
Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.

Asal Usul Sejarah Masjid Secara Umum
Masjid berarti tempat beribadah.
Akar kata dari masjid adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk.
Kata masjid sendiri berakar dari bahasa Aram.
Kata masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi.
Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan".

Kata masjid dalam bahasa Inggris disebut mosque.
Kata mosque ini berasal dari kata mezquita dalam bahasa Spanyol.
Sebelum itu, masjid juga disebut "Moseak", "muskey" , "moscey" , dan "mos'key".
 Diduga kata-kata ini mengandung nada yang melecehkan.
Contohnya pada kata mezquita yang diduga berasal dari kata mosquito.
Tapi, kata mosque kemudian menjadi populer dan dipakai dalam bahasa Inggris secara luas.

Menara-menara, serta kubah masjid yang besar, seakan menjadi saksi betapa jayanya Islam pada kurun abad pertengahan.
Masjid telah melalui serangkaian tahun-tahun terpanjang di sejarah hingga sekarang.
Mulai dari Perang Salib sampai Perang Teluk.
Selama lebih dari 1000 tahun pula, arsitektur Masjid perlahan-lahan mulai menyesuaikan bangunan masjid dengan arsitektur modern.

Untuk melihat keindahan - keindahan Masjid , dibawah sendiri.

MASJID PERTAMA 
Jauh sebelum Islam berkembang menjadi agama besar pada zaman Nabi Muhammad SAW, telah lahir para nabi dan rasul yang mendahuluinya.

Pada periode ini pula telah dibangun sebuah masjid pertama kali di dunia.
Yaitu Masjidilharam pada zaman Nabi Ibrahim alaihi salam (As).
Namun masjid pada masa itu tidak seperti bangunan sekarang yang lengkap dengan menara dan bangunan megah lengkap dengan tiang-tiang besar.

Masjid pada waktu itu hanya berupa tempat lapang dengan batas-batas tertentu yang digunakan untuk beribadah dan bermunajat kepada Allah.

Dalam sebuah hadits disebutkan
“Dari Abu Dzar radhiallahu anhu, ia berkata:
Saya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang masjid yang pertama kali dibangun?
Maka Rasulullah SAW menjawab:

“Masjid Al Haram”

Kemudian aku bertanya lagi: Kemudian masjid apa lagi?

Rasulullah SAW menjawab:
“Masjid Al Aqsha”

Aku bertanya kepada Rasulullah SAW: Berapa jarak antara keduanya?

Rasulullah SAW menjawab:
“Empat puluh tahun.” (HR. Bukhori 6/290-291; Muslim No. 520)

Sebagian orang berpendapat bahwa yang membangun Masjid Al Aqsha adalah Nabi Sulaiman bin Dawud.
Namun pendapat ini perlu dipertanyakan karena jarak masa hidup antara Nabi Sulaiman dengan Nabi Ibrahim lebih dari 1.000 tahun.

Berdasarkan perhitungan dari hadits di atas, kuat dugaan Nabi Sulaiman bukanlah orang yang mendirikan Masjid Al Aqsha, dia hanya memperbaikinya saja.
Sedangkan nabi yang mendirikan Masjid Al Aqsha adalah Nabi Ya'qub bin Ishaq, setelah Nabi Ibrahim mendirikan Kakbah.

Ketua Lembaga Takmir Masjid PBNU Ustadz Mukhlas Syarkun membenarkan Masjid Al Aqsa merupakan salah satu masjid pertama di dunia.

Menurut dia, di tempat ini para nabi-nabi sebelum Muhammad SAW telah menorehkan beragam kisah.
Di antaranya adalah tempat di mana Nabi Zakariya bermunajat memohon diberi putra walaupun sudah usia tua.
Allah SWT pun kemudian mengabulkan doanya dengan memberi putra bernama Yahya.
Masjid Al Aqsa juga merupakan tempat iktikaf (berdiam diri di dalam masjid) Siti Maryam, ibu Nabi Isa As.

Pria asal Lamongan itu menjelaskan, Allah swt telah memberikan keutamaan bagi hambanya yang beribadah di Masjidilharam.
Yaitu dilipatgandakan pahalanya hingga 1.000 kali.
“Dalam hadits disebutkan barang siapa salat di Masjidilharam, maka pahalanya dilipatgandakan 1.000 kali,” ujarnya.

Dua masjid ini menjadi saksi bisu perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Di mana kemudian Rasulullah SAW bermi’raj menghadap Allah Swt untuk menerima perintah salat.

Masjid Al Aqsha kemudian dijadikan kiblat salat pertama sebelum kemudian dialihkan ke Kakbah di Makkah berdasarkan perintah Allah pada surat Al-Baqarah ayat 144.

“Sesungguhnya Kami lihat muka engkau menengadah-nengadah ke langit, maka Kami palingkan lah engkau kepada kiblat yang engkau ingini.
Sebab itu palingkanlah muka engkau ke pihak Masjidil Haram.
Dan di mana saja kamu semua berada palingkanlah mukamu ke pihaknya.
Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab mengetahui bahwasanya itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka.
Dan tidaklah Allah lengah dari apapun yang kamu amalkan.”

Masjid Al-Aqsa atau disebut juga Bait Al-Muqaddas (Al-Quds) terletak di Kota Yerusalem Timur atau dikenal dengan nama wilayah Al-Haram Asy-Syarif bagi umat Islam atau Har Ha-Bayit (Bukit Bait Allah atau Temple Mount/Kuil Bukit) bagi umat Yahudi dan Nasrani.
Sementara Masjidilharam terletak di Makkah, Saudi Arabia.

Penyebaran Masjid
Masjid kemudian dibangun di daerah luar Semenanjung Arab, seiring dengan kaum Muslim yang bermukim di luar Jazirah Arab.
Mesir menjadi daerah pertama yang dikuasai oleh kaum Muslim Arab pada tahun 640.
Sejak saat itu, Ibukota Mesir, Kairo dipenuhi dengan masjid.
Maka dari itu, Kairo dijuluki sebagai kota seribu menara.
Beberapa masjid di Kairo berfungsi sebagai sekolah Islam atau madrasah bahkan sebagai rumah sakit.

Masjid di Sisilia dan Spanyol tidak menirukan desain arsitektur Visigoth, tetapi menirukan arsitektur bangsa Moor.
Para ilmuwan kemudian memperkirakan bahwa bentuk bangunan pra-Islam kemudian diubah menjadi bentuk arsitektur Islam ala Andalus dan Magribi, seperti contoh lengkung tapal kuda di pintu-pintu masjid

Masjid pertama di Cina berdiri pada abad ke 8 Masehi di Xi'an.
Masjid Raya Xi'an, yang terakhir kali di rekonstruksi pada abad ke 18 Masehi, mengikuti arsitektur Cina.
Masjid di bagian barat Cina seperti di daerah Xinjiang, mengikuti arsitektur Arab, dimana di masjid terdapat kubah dan menara.
Sedangkan, di timur Cina, seperti di daerah Beijing, mengandung arsitektur Cina.

Masjid mulai masuk di daerah India pada abad ke 16 semasa kerajaan Mugal berkuasa.
Masjid di India mempunyai karakteristik arsitektur masjid yang lain, seperti kubah yang berbentuk seperti bawang.
Kubah jenis ini dapat dilihat di Masjid Jama, Delhi.

Masjid pertama kali didirikan di Kesultanan Utsmaniyah pada abad ke 11 Masehi, dimana pada saat itu orang-orang Turki mulai masuk agama Islam.
Beberapa masjid awal di Turki adalah Aya Sofya, dimana pada zaman Bizantium, bangunan Aya Sofya merupakan sebuah katedral.
Kesultanan Utsmaniyah memiliki karakteristik arsitektur masjid yang unik, terdiri dari kubah yang besar, menara dan bagian luar gedung yang lapang.
Masjid di Kesultanan Usmaniyah biasanya mengkolaborasikan tiang-tiang yang tinggi, jalur-jalur kecil di antara shaf-shaf, dan langit-langit yang tinggi, juga dengan menggabungkan mihrab dalam satu masjid.
Sampai saat ini, Turki merupakan rumah dari masjid yang berciri khas arsitektur Utsmaniyah.

Secara bertahap, masjid masuk ke beberapa bagian di Eropa.
Perkembangan jumlah masjid secara pesat mulai terlihat seabad yang lalu, ketika banyak imigran Muslim yang masuk ke Eropa.
Kota-kota besar di Eropa, seperti Munich, London dan Paris memilki masjid yang besar dengan kubah dan menara.
Masjid ini biasanya terletak di daerah urban sebagai pusat komunitas dan kegiatan sosial untuk para muslim di daerah tersebut.
Walaupun begitu, seseorang dapat menemukan sebuah masjid di Eropa apabila di sekitar daerah tersebut ditinggali oleh kaum Muslim dalam jumlah yang cukup banyak.

Masjid pertama kali muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke 20.
Masjid yang pertama didirikan di Amerika Serikat adalah di daerah Cedar Rapids, Iowa yang dibangun pada kurun akhir 1920an.
Bagaimanapun, semakin banyak imigran Muslim yang datang ke Amerika Serikat, terutama dari Asia Selatan, jumlah masjid di Amerika Serikat bertambah secara drastis.
Dimana jumlah masjid pada waktu 1950 sekitar 2% dari jumlah masjid di Amerika Serikat, pada tahun 1980, 50% jumlah masjid di Amerika Serikat didirikan.

DiIndonesia, Masjid Pertama ternyata masih menjadi perdebatan, ada yang bilang Masjid Baiturahman di Aceh adalah Masjid Pertama di Indonesia, dan dari banyak Situs yang ada, Masjid Pertama di Indonesia ternyata yang memberi nama adalah orang Tionghoa!, yaitu Laksamana Cheng Hoo, dengan Masjid Muhamad Cheng Hoo,,

Sholat Jumat Pertama digelar.
Allah SWT telah berfirman dalam surat Al Jumuah ayat 9:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.
Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetaahui.”

Tak berselang lama setelah perintah tersebut turun, Rasulullah SAW pun mengajak umatnya untuk mengerjakan salat Jumat.
Lantas kapan dan dimana momentum itu terjadi?

Sejarah kota Madinah mencatat, ketika Rasul SAW memutuskan untuk berhijrah dari Makkah ke Madinah, beliau sempat membangun masjid.
Masjid pertama yang dibangun adalah Masjid Quba, yang terletak di kampung Quba, berjarak sekira empat kilometer di sebelah selatan Masjid Nabawi.

Setelah mendirikan masjid ini, Rasul bersama dengan sahabat Abu Bakar as-Siddiq melanjutkan perjalanan menuju Madinah.
Namun, sebelum sampai di tempat tujuan, beliau singgah di kampung Bani Sulaim.

Bertepatan dengan Jumat, dan waktunya sudah menjelang salat zuhur, Rasul lantas mengajak para sahabat dan kaum muslimin yang ada pada saat itu, untuk mendirikan salat Jumat.

Salat Jumat tersebut dilaksanakan Rasul SAW di sebuah lembah yang terletak di Kampung Bani Sulaim.
Letaknya berdekatan dengan Masjid Quba.
Menurut Junaidi Halim dalam bukunya Makkah-Madinah dan Sekitarnya, nama lembah tersebut adalah Wadi Ranuna.
Sebagai peringatan atas pelaksanaan salat Jumat itu didirikanlah sebuah masjid di lokasi yang kemudian diberi nama Masjid Jumat.

Menurut Hanafi al-Mahlawi dalam Al-Amakin al-Masyhurah fi Hayati Muhammad SAW, salat Jumat yang dilaksanakan di lokasi tersebut merupakan salat yang pertama kali.
Sebab, sebelumnya beliau kesulitan melaksanakan salat Jumat karena kuatnya tekanan dan penindasan yang dilakukan kafir Quraisy terhadap kaum Muslim.

Informasi di atas dibenarkan Ketua Lembaga Takmir Masjid PBNU KH Abdul Ghoni saat berbincang dengan okezone di Jakarta.
Menurut dia, perintah ibadah salat Jumat tidak turun bersamaan dengan perintah salat lima waktu dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.

Kewajiban tersebut baru turun setelah ada firman Allah dalam surat Al Jumuah ayat 9.
“Dan di Masjid Jumat-lah, ibadah salat Jumat pertama kali dilaksanakan,” ujar pria yang sudah sering berkunjung ke Madinah itu.

Ada pendapat yang menyatakan bahwa lokasi pelaksanaan salat Jumat waktu itu terletak di sisi kanan jalan dari Quba menuju Madinah. Ada pun jumlah kaum Muslim yang mendirikan salat Jumat ketika itu mencapai seratus orang. Menurut HM Iwan Gayo dalam Buku Pintar Haji dan Umrah, Masjid Jumat berukuran 7 x 5,5 meter persegi.

Kini Masjid Jumat menjadi salah satu tempat yang kerap dikunjungi jamaah haji dari berbagai negara. Akan tetapi, jamaah haji yang berkunjung ke sana hanya bisa berdoa di luar pintu, karena masjid tersebut hanya dibuka pada waktu-waktu salat saja.

Perlu diketahui, kewajiban melaksanakan salat Jumat juga ditegaskan oleh Rasulullah SAW sebagaimana sabda beliau: “Salat Jumat itu wajib bagi tiap-tiap muslim, dilaksanakan secara berjamaah, kecuali empat golongan yaitu budak, wanita, anak kecil, dan orang yang sedang menderita sakit.” (HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)

Selanjutnya dalam hadits yang diriwayatkan Abul Ja’ad adh-Dhumasry RA. Rasulullah SAW bersabda,”Barangsiapa meninggalkan tiga kali salat Jumat karena menganggap enteng (malas) tanpa alasan yang bisa diterima, niscaya Allah SWT akan menutup hatinya.”

Keindahan Masjid - Masjid Di Dunia:
Masjidil Haram, di Makkah, Saudi Arabia , Merupakan Masjid Pertama didunia.

Masjid Al Aqsha

 Masjid Al Sakhrah,


 Masjid Quba, di Madinah, Merupakan Masjid Pertama yang dibangun Nabi Muhammad.

Masjid Jumat, di Madinah, Merupakan Masjid Pertama untuk Sholat Jum'at

 Masjid Al-jin atau Masjid Al-bai'at, trletak 1 kilometer dari Masjidil Haram, merupakan Saksi Bisu Dialog Nabi Muhamad dengan Mahluk Gaib (jin)

Masjid Al-fath, di Madinah, merupakan tempat dimana Nabi Muhamad SAW berdoa 3 hari 3 malam

Masjid Besar di Roma, Italia

Masjid Jamia, Di Nairobi, Kenya

Masjid Hassan II, Casablanca , Morocco

Masjid Raya Xi'an, DI China

Masjid Ubudia, Malasyia

 Masjid Agung Cordoba, di Spanyol

Masjid Canterbury, Di Selandia Baru

 Masjid Umayyah, Di Damaskus , Suriah, Dahulu merupakan Gereja Bizantium

Masjid Ayasofya, Di Turki, dahulu merupakan Gereja.

Masjid Dian AL-Mahri atau Masjid Kubah emas, Di Depok Indonesia 

Diambil dari Okezone.com dan Wikipedia Indonesia
Baca Selengkapnya::: - Asal usul Sejarah Masjid Secara Umum

print halaman iniPrint halaman ini

Asal Usul Sejarah Mesin Jahit

Asal Usul Sejarah jahit-menjahit dengan menggunakan jarum sudah dimulai pada awal-awal peadaban manusia.
Bahan jarumnya bermacam-macam.
Ada yang terbuat dari batu, tembaga, tulang ataupun gading. Jarum yang masih kasar itu digunakan untuk menyatukan kulit hewan menjadi pakaian.
Sementara benangnya yang digunakan dibuat dari otot hewan.
Jarum logam digunakan sekitar abad ke-14, yang merupakan jarum dengan menggunakan lubang yang umum dijumpai pada saat ini.

Asal Usul Sejarah Penemuan MEsin Jahit
Pada tahun 1755, seorang imigran Jerman, Charles Weisenthal, yang tiggal di Inggris, mematenkan penemuan jarumnya yang khusus dirancangnya untuk sebuah mesin.
Sayangnya patennya tidak merinci mesin yang menggunakan jarum tersebut.

Berikutnya, seorang pembuat lemari asal Inggris, Thomas Saint yang juga mematenkan mesin jahit di tahun 1790.
Tidak diketahui apa Saint benar-benar membuat prototipe mesin yang digunakan pada saat itu, atau hanya sekedar mematenkan agar mendapatkan royalti, kelak jika mesin itu bisa dibuat.
Yang pasti, Thomas Saint merinci dalam patennya sebuah benda tajam yang dapat membuat lubang pada kulit dan memasukkan jarum pada lubang yang ada.
Selangkah lebih maju dari Weisenthal.
Namun reproduksi temuan Saint itu ternyata tidak bisa beroperasi.

Perkara Paten ini juga dilupakan oleh Balthasar Krems.
Warga berkebangsaan Jerman ini menemukan mesin otomatis untuk menjahit topi di tahun 1810.
Dia tidak mematenkan temuanya dan konon mesinnya tidak pernah berfungsi dengan baik.

Upaya untuk membuat mesin jahit memang tidak pernah pudar.
Banyak pula yang akhirnya menyebabkan perang paten.
Namun tidak sedikit pula yang berakhir dengan kegagalan.
Contohnya John Adams Doge dan John Knowles dari Amerika.
Mereka berdua membuat mesin jahit pada tahun 1818 namun ujung-ujungnya mesin itu gagal saat digunakan untuk menjahit sejumlah kain.

Mesin Jahit yang bisa berfungsi diciptakan oleh Barthelemy Thimonier pada tahun 1830.
Mesin ini hanya menggunakan satu benang dan sebuah jarum kait seperti jarum bordir atau sulam.
Sayangnya, temuan ini tidak memperoleh sambutan baik dari masyarakat.
Bahkan dirinya hampir terbunuh ketika sejumlah penjahit membakar pabrik garmen miliknya karena takut tersaingi dan menimbulkan pengangguran akibat temuan mesin jahitnya.

Kembali seorang Amerika mencoba membuat mesin jahit dan sukses ditahun 1834, yang bernama Walter Hunt.
Namun anehnya, dia tidak merasa bahagia dengan temuannya, karena dia merasa temuannya akan menimbulkan pengangguran.

Mesin Jahit elias Howe
Puncak penemuan mesin jahit terjadi di Amerika Serikat yang ditemukan oleh Elias Howe.
Mesin buatannya menggunakan dua benang dari arah berlawanan dan memiliki jarum berlubang untuk benang di bagian ujung.
Jarum itu didesak menembus kain dan membuat semacam lengkungan benang di sisi bawah kain.
Sebuah benang dari arah lain disisipkan ke dalam lengkungan tadi.
Lalu kedua benang membuat jalinan yang mengunci kain.
Kabarnya temuan ini inspirasi dari mimpinya.
Dalam mimpinya, perut Howe ditusuk oleh seorang kanibal dengan tombak dalam tidurnya.
Bentuk ujung tombak inilah yang dijadikan inspirasi buat menciptakan jarum yang sudah lama dicarinya.

Perang Pematenan Mesin Jahit
Mesin Jahit Howe 
Namun setelah penemuannya, Howe dihadapkan pada masalah dengan mempertahankan paten dan memasarkan temuannya.
Akhirnya dia berjuang selama sembilan tahun.
Isaac Singer 
Perang paten sendiri pecah ketika Isaac Singer menemukan mekanisme naik turun pada mesin jahit dan Allen Wilson mengembangkan alat kait pemintal berputar.
Mesin jahit belum menjadi barang produksi massal hingga tahun 1850-an.
Mesin Jahit Isaac Singer 
Setelah Isaac Singer berhasil membuat mesin jahit dengan jarum jahit yang bisa digerakkan kayuhan pedal kaki, maka kesuksesan penjualan mesin jahit secara komersial terbuka.
Sebelumnya, mesin jahit terdahulu menggerakkan jarumnya dari pinggir dan digerakkan dengan tangan.

Bagaimanapun, mesin Isaac Singer menerapkan mekanisme jalinan dua benang yang dipatenkan Howe.
Maka Elias Howe menuntut Isaac Singer atas paten yang serupa dan berhasil memenangkan perkaranya pada tahun 1854.
Sebenarnya Walter Hunt menerapkan jalinan benang dari dua sumber benang dan jarum berlubang.
Namun pengadilan memutuskan paten jatuh ketangan Howe setelah Hunt membatalkan patennya.

Jika Hunt tetap mematenkan temuannya, Elias Howe dapat dikalahkan dalam perkaranya dengan Isaac Singer.
Maka atas kekalahan itu, Isaac Singer harus membayar royalti paten Elias Howe.
Jika saja paten yang dimiliki warga Inggris, John Fisher ditahun 1844 itu tidak hilang, maka Fischer akan terlibat dalam perang paten mesin jahit.
Pasalnya mesin renda buatannya menerapkan mekanisme yang serupa dengan mesin Howe maupun Singer.

Keberhasilan dalam mempertahankan hak atas patennya membuat keuntungan Elias Howe melonjak tajam.
Pendapatan tahunannya yang semula 300 dolar Amerika menjadi lebih dari 200.000 dolar AS per tahun untuk saat itu.
Dalam kurun waktu 14 tahun (1854-1867), Howe mengumpulkan dana hingga 2 juta dolar AS atas temuannya.
Ia lantas menyisihkan sebagian kekayaannya selama Perang Saudara Amerika bagi Pasukan Infantri dan sebagian lagi sumbangan atas nama pribadinya.

Seperti Itulah yang bisa dijelaskan.

Diambil dari Wikipedia Indonesia
Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah Mesin Jahit

print halaman iniPrint halaman ini

Asal Usul Sejarah Mesin ATM

Taukah Kalian Tentang Mesin ATM, pastinya tahu, namun tahukah kalian kepanjangan dari ATM..?
banyak yang tahu, mungkin banyak juga yang belum tahu.
ATM adalah kepanjangan dari : Anjungan Tunai Mandiri atau dalam bahasa asingnya Automatic Teller Machine.
terus siapakah penemu mesin ATM ini,..?
ini dia..

Luther George Simjian adalah salah seorang Penemu dan ilmuwan yang berumur cukup panjang.
Ia dilahirkan di Turki pada 28 Januari 1905, dan meninggal pada 23 Oktober 1997 dalam usia 92 tahun.

Simjian muda hijrah ke Amerika Serikat pada usia 15 tahun, karena dipisahkan dari keluarganya pada masa Perang Dunia I.
Setelah bertemu dengan kerabatnya di Connecticut, dia mulai belajar mandiri dengan bekerja sebagai Fotografer sesuai dengan bidang ketertarikannya.

Pada awal mulanya, Simjian belajar di Universitas Yale dengan mengambil bidang Kedokteran.
Namun minatnya berubah ketika Pihak Universitas memberikan pekerjaan di Laboratorium Foto.
Pada tahun 1928, dia telah menduduki jabatan Direktur pada Departemen Fotografi di Universitas tersebut.

Pada tahun 1934 Simjian pindah ke New York, di mana dia mengembangkan mesin X-ray warna dan self-posing portrait camera, yang memungkinkan subyek untuk melihat ke dalam cermin dan melihat gambar yang tepat yang akan diambil.
Denagn berbekal penemuannya ini, Simjian mendirikan sebuah perusahaan manufaktur kamera dan menjual lisensi untuk menggunakan kamera tersebut di studio mini yang diletakkan dalam Departement Store dengan nama Photoreflex yang kemudian diganti dengan nama Reflectone.
Perusahan inilah yang kemudian terus melakukan pengembangan optik, dan perangkat elektro mekanik.

Ketika Simjian menawarkan ide untuk membuat pelanggan bank melakukan transaksi finacial tanpa bertemu dengan teller, ia diragukan banyak orang.
Tak kenal menyerah, pada tahun 1939, Simjian mendaftarkan 20 paten yang berkaitan dengan perangkat temuan barunya tersebut, dan menawarkan temuannya kepada sebuah perusahaan besar yang sekarang dikenal dengan nama Citicorp.

Baru setelah 6 bulan kemudian, Citicorp merespon tawaran Simjian tersebut.
“Tampaknya, orang yang akan menggunakan mesin ini hanyalah sejumlah kecil pelacur dan penjudi yang malu dan tidak mau bertemu muka dengan tellers” tulis Simjian.

Ups, ternyata hari ini pada setiap sudut jalan, kita dapat dengan mudah menemukan mesin “ajaib” ini.
Apa yang menjadi keraguan banyak orang pada masa tersebut sangat tidak terbukti.
ATM sudah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan bagi kebanyakan orang yang tinggal di perkotaan maupun dipedesaan.
Penemuan Simjian yang pada awalnya diragukan, kini telah membantu banyak orang dengan hadirnya kemudahan malalui mesin ATM.

Beberapa Gambar ATM jadul :





Diambil dari http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=25931
Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah Mesin ATM

print halaman iniPrint halaman ini

Asal usul Sejarah Bank Danamon

Danamon didirikan pada tahun 1956 sebagai Bank Kopra Indonesia.
Di tahun 1976 nama tersebut kemudian diubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia.
Di tahun 1988, Danamon menjadi bank devisa dan setahun kemudian mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta.

Sebagai akibat dari krisis keuangan Asia di tahun 1998, pengelolaan Danamon dialihkan di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai BTO (Bank Taken Over).
Di tahun 1999, Pemerintah Indonesia melalui BPPN, melakukan rekapitalisasi sebesar Rp32,2 triliun dalam bentuk obligasi pemerintah.
Sebagai bagian dari program restrukturisasi, di tahun yang sama PT Bank PDFCI, sebuah BTO yang lain, dilebur menjadi bagian dari Danamon.
Kemudian di tahun 2000, delapan BTO lainnya
(Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara, PT Jayabank International dan PT Bank Risjad Salim Internasional)
dilebur ke dalam Danamon.
Sebagai bagian dari paket merger tersebut, Danamon menerima program rekapitalisasinya yang kedua dari Pemerintah melalui injeksi modal sebesar Rp28,9 triliun.
Sebagai surviving entity, Danamon bangkit menjadi salah satu bank swasta terbesar di Indonesia.

Selanjutnya, Danamon terus melakukan upaya restrukturisasi yang mencakup aspek manajemen, karyawan, organisasi, sistem, dan identitas perusahaan.
Upaya tersebut berhasil meletakkan landasan dan insfrastruktur yang baru guna mendukung pertumbuhan berdasarkan prinsip transparansi, tanggung jawab, integritas dan profesionalisme.

Di tahun 2003, Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd mengakuisisi Danamon, melalui konsorsium Fullerton Financial Holdings, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Temasek Holdings, dan Deutsche Bank AG yang merupakan pemegang saham pengendali.
Setelah melakukan evaluasi menyeluruh di bawah manajemen yang baru, visi baru diluncurkan dan strategi baru dikembangkan dengan model bisnis spesifik untuk masing-masing segmen pasar. Sejalan dengan arahnya yang baru, pada tahun 2004 Danamon meluncurkan inisiatif Danamon Simpan Pinjam-nya, yang merupakan bisnis perbankan mikro, serta melakukan diversifikasi ke bidang kredit konsumer melalui akuisisi Adira Finance, salah satu perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia.
Inisiatif tersebut diikuti dengan perluasan jaringan Danamon Simpan Pinjam di tahun 2005 serta akuisisi bisnis American Express di Indonesia di tahun 2006 yang menempatkan Danamon sebagai salah satu penerbit kartu terbesar di Indonesia.

Kini, Danamon merupakan salah satu institusi finansial yang terbesar di Indonesia.
Didukung oleh lebih dari 50 tahun pengalaman, Danamon terus berupaya menjadi bank yang “Bisa mewujudkan setiap keinginan nasabah” sesuai dengan brand promise-nya. Per Desember 2009 Danamon merupakan bank keenam terbesar di Indonesia dalam hal jumlah aset, keempat terbesar dalam jumlah kapitalisasi pasar serta memiliki jaringan cabang kedua terbesar, yaitu hampir 1.900 kantor cabang dan pusat pelayanan.

Slogan Bank Danamon
1980an : Mitra Perbankan Terpercaya
1990an : Untuk Anda
2000-2002 : Tumbuh Bersama Kepercayaan Anda
2002-2008 : Percaya Pada Keyakinan Anda
2008-sekarang : Untuk Anda, Bisa

Kantor PUsat Bank Danamon
JL. JEND.SUDIRMAN NO.45-46,
WISMA BANK DANAMON,JAKARTA
Ph.021-5770160-61

Danamon Access Center
TELEPON
Jakarta (021) 3435 8888
Bandung (022) 421 1188
Semarang (024) 3581 888
Surabaya (031) 5346 999
Medan (061) 4579 999
Denpasar (0361) 243 888
Balikpapan (0542) 730 003
Makassar (0411) 334 555

HANDPHONE
TELKOMSEL, INDOSAT, PRO-XL : 67777

FAKSIMILI :
(021) 3435 8800

E-MAIL :
danamon.access@danamon.co.id

SURAT :
PO. Box 8800 JKP 10900

Untuk Mengecek Kantor Cabang Bank Danamonklik di sini
Untuk Mengecek Cabang ATM Bank Danamonklik di sini
Website Resmi Bank Danamon klik di sini

Diambil dari sini Website Bank Danamon
Baca Selengkapnya::: - Asal usul Sejarah Bank Danamon

print halaman iniPrint halaman ini

Asal Usul Sejarah Bank BCA atau Bank Central Asia

Asal Usul Sejarah Bank BCA atau Bank Central Asia secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV.
Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun 1997.

Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia.
Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya.
Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka.
Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia.
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA di tahun 1998.

Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama.
Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis.
Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun.
Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia di tahun 2000.

Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik.
Penawaran Saham Perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN.
Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA.
Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.

Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis.
Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut.
Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.

Kantor Pusat BCA :
Menara BCA, Grand Indonesia
Jl. MH Thamrin No. 1, Jakarta 10310
Telp. (021) 235 88000, Fax. (021) 235 88300.
email: halobca@bca.co.id
Website Resmi : klik di sini
Jaringan / Kantor Cabang / ATM BCA : klik di sini

Diambil dari Website BCA
Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah Bank BCA atau Bank Central Asia

print halaman iniPrint halaman ini

Asal Usul Sejarah Bank Mandiri

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintaha Indonesia.
Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah --
Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Exim and Bapindo–dilebur menjadi Bank Mandiri.
Masing-masing dari keempat legacy banks memainkan peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia.
Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.

Sejarah keempat Bank (BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo) tersebut sebelum bergabung menjadi Bank Mandiri, dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu.
Keempat bank nasional tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan Indonesia, dan masing-masing telah memainkan peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.

BANK DAGANG NEGARA
Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di Indonesia.
Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857.
Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV.
Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara,
sebuah Bank pemerintah ynag membiayai sektor industri dan pertambangan.

BANK BUMI DAYA
Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959.
Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut.
Pada tahun 1965, bank umum negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.


BANK EKSPOR IMPOR INDONESIA
Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V. Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870.
Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II.
Pada tahun 1968 Bank Negara Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor,
yang akhirnya menjadi BankExim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.

BANK PEMBANGUNAN INDONESIA
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN),
sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun1951.
Misi Bank Industri Negara adalah mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu,
khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan.
Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo.
Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.

Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh.
Pada saat itu, kami menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan mengurang jumlah karyawan, dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620.
Brand Bank Mandiri kami implementasikan secara sekaligus ke semua jaringan kami dan pada seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya.

Satu dari sekian banyak keberhasilan Bank Mandiri yang paling signifikan adalah keberhasilan dalam menyelesaikan implementasi sistem teknologi baru.
Sebelumnya kami mewarisi 9 core banking system yang berbeda dari keempat bank.
Setelah melakukan investasi awal untuk segera mengkonsolidasikan kedalam system yang terbaik, kami melaksanakan sebuah program tiga tahun, dengan nilai US$200 juta, untuk mengganti core banking system kita menjadi satu system yang mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan consumer banking kita yang sangat agresif.
Hari ini, infrastruktur IT Bank Mandiri memberikan layanan straight-through processing dan interface tunggal pada seluruh nasabah.

Nasabah korporat kami sampai dengan saat ini masih mewakili kekuatan utama perekonomian Indonesia.
Menurut sektor usahanya, portfolio kredit korporasi terdiversifikasi dengan baik, dan secara khusus sangat aktif dalam sector manufaktur Food & Beverage, agrobisnis, konstruksi, kimia dan tekstil.
Persetujuan dan monitoring kredit dikendalikan dengan proses persetujuan four eyes yang terstruktur, dimana keputusan kredit dipisahkan dari kegiatan marketing dari unit Bisnis kami.

Sejak berdirinya, Bank Mandiri telah bekerja keras untuk menciptakan tim manajemen yang kuat dan professional yang bekerja berlandaskan pada prinsip-prinsip good corporate governance yang telah diakui secara internasional.
Bank Mandiri disupervisi oleh Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Menteri Negara BUMN yang dipilih berdasarkan anggota komunitas keuangan yang terpandang.
Manajemen ekskutif tertinggi adalah Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama.
Dewan Direksi kami terdiri dari banker dari legacy banks dan juga dari luar yang independen dan sangat kompeten.
Bank Mandiri juga mempunyai fungsi offices of compliance, audit dan corporate secretary, dan juga menjadi obyek pemeriksaan rutin dari auditor eksternal yang dilakukan oleh Bank Indonesia, BPKP dan BPK serta auditor internasional.
AsiaMoney magazine memberikan penghargaan atas komitmen kami atas penerapan GCG dengan memberikan Corporate Governance Award untuk katagori Best Overall for Corporate Governance in Indonesia dan Best for Disclosure and transparency.

SLOGAN BANK MANDIRI
1998-1999 : Cakrawala Perbankan Nasional
1999-2005 : Bank Terpercaya Pilihan Anda
2003 : Satu Hati, Satu Negeri, Satu Bank
2005-2008 : Melayani Dengan Hati, Menuju Yang Terbaik
2008-sekarang : Terdepan, Terpercaya, Tumbuh Bersama Anda
2009-2010 : Menembus Batas Keinginan
2010-sekarang : Menjawab Setiap Keinginan

KANTOR PUSAT
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. 
Jl, Jenderal Gatot Subroto Kav. 36-38 
Jakarta 12190 – Indonesia 
Telp: 14000, +62-21-52997777 
Fax: +62-21-52997735 
SWIFT : BMRIIDJA

Website Resmi : klik di sini
Untuk Mengetahui alamat Cabang Bank Mandiri didalam negeri silahkan klik di sini
Untuk Mengetahui alamat Cabang Bank Mandiri diLuar negeri silahkan klik di sini

Diambil dari Website Bank Mandiri dan Wikipedia Indonesia
Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah Bank Mandiri

print halaman iniPrint halaman ini

asal usul sejarah Bank BNI

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.

Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.

Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.

Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.

Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.

Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.

Alamat Kantor Pusat:
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Besar
Jl. Jend Sudirman Kav. 1
Jakarta 10220 Indonesia
email : bni@bni.co.id

website :  klik di sini

Diambil dari Website BNI
Baca Selengkapnya::: - asal usul sejarah Bank BNI

print halaman iniPrint halaman ini

Asal Usul Sejarah Bank Rakyat Indonesia atau BRI

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah
oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren
atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi).

Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pendiri Bank Rakyat Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja Pada periode setelah kemerdekaan RI,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia.
Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948,
 kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat.

Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI,
Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).
Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia.
Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral,
yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia.
Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah.

Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengalami beberapa perubahan yaitu:

Anggaran Dasar PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., yang seluruh perubahannya dimuat dalam Akta No. 51 tanggal 26 Mei 2008 yang telah disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No.AHU-48353.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 06 Agustus 2008 beserta perubahan-perubahannya.

Akta Penyertaan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan (PERSERO) PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat PT. Bank Rakyat Indoesia (Persero) Tbk No.51tanggal 26 Mei 2008

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Nomor 7 Tanggal 13 Februari 2009

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Nomor 4 Tanggal 2 Februari 2009

PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Kantor Pusat
Gedung BRI 1
Jl. Jenderal Sudirman Kav.44-46
Jakarta 10210
Indonesia

Tlp. : (62-21) 2510244, 2510254, 2510264, 2510269, 2510279
Facs. : (62-21) 2500065, 2500077
WEbsite Resmi : klik di sini

diambil dari Website Bank BRI
Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah Bank Rakyat Indonesia atau BRI

print halaman iniPrint halaman ini

Asal Usul Sejarah Bank Indonesia (Lengkap)

Asal Usul Sejarah Bank INdonesia dibagi menjadi beberapa bagian.

1. Bagian Satu : Sejarah Perkembangan Bank Sentral di Nusantara
Jauh sebelum kedatangan bangsa barat, nusantara telah menjadi pusat perdagangan internasional.
Sementara di daratan Eropa, merkantilisme telah berkembang menjadi revolusi industri dan menyebabkan pesatnya kegiatan dagang Eropa.
Pada saat itulah muncul lembaga perbankan sederhana, seperti Bank van Leening di negeri Belanda.
Sistem perbankan ini kemudian dibawa oleh bangsa barat yang mengekspansi nusantara pada waktu yang sama.
VOC di Jawa pada 1746 mendirikan De Bank van Leening yang kemudian menjadi De Bank Courant en Bank van Leening pada 1752.
 Bank itu adalah bank pertama yang lahir di nusantara, cikal bakal dari dunia perbankan pada masa selanjutnya.

Pada 24 Januari 1828, pemerintah Hindia Belanda mendirikan bank sirkulasi dengan nama De Javasche Bank (DJB).
Selama berpuluh-puluh tahun bank tersebut beroperasi dan berkembang berdasarkan suatu oktroi dari penguasa Kerajaan Belanda, hingga akhirnya diundangkan DJB Wet 1922.

Masa pendudukan Jepang telah menghentikan kegiatan DJB dan perbankan Hindia Belanda untuk sementara waktu.
Kemudian masa revolusi tiba, Hindia Belanda mengalami dualisme kekuasaan, antara Republik Indonesia (RI) dan Nederlandsche Indische Civil Administrative (NICA).
Perbankan pun terbagi dua, DJB dan bank-bank Belanda di wilayah NICA
sedangkan "Jajasan Poesat Bank Indonesia" dan Bank Negara Indonesia di wilayah RI. Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949 mengakhiri konflik Indonesia dan Belanda,
ditetapkan kemudian DJB sebagai bank sentral bagi Republik Indonesia Serikat (RIS).

Status ini terus bertahan hingga masa kembalinya RI dalam negara kesatuan.
Berikutnya sebagai bangsa dan negara yang berdaulat, RI menasionalisasi bank sentralnya.
Maka sejak 1 Juli 1953 berubahlah DJB menjadi Bank Indonesia, bank sentral bagi Republik Indonesia.

2.Bagian Dua : Nusantara sampai dengan Awal Abad ke 19
Sebelum kedatangan bangsa barat, nusantara telah berkembang menjadi wilayah perdagangan internasional.
Pada saat itu terdapat dua jalur perniagaan internasional yang digunakan oleh para pedagang, jalur darat dan jalur laut.
Pada masa itu telah terdapat dua kerajaan utama di nusantara yang mempunyai andil besar dalam meramaikan perniagaan internasional, yaitu Sriwijaya dan Majapahit.
Dalam maraknya perniagaan tersebut belum ada mata uang baku yang dijadikan nilai standar.
Meskipun masyarakat telah mengenal mata uang dalam bentuk sederhana.

Sementara itu pada abad ke-15 bangsa-bangsa Eropa sedang berupaya memperluas wilayah penjelajahannya di berbagai belahan dunia, termasuk Asia dan Nusantara.
sejak jatuhnya Konstantinopel ke tangan kekuasaan Turki Usmani (1453),
penjelajahan tersebut dipelopori oleh Spanyol dan Portugis yang kemudian diikuti oleh Belanda, Inggris, dan Perancis.
Kegiatan penjelajahan tersebut telah mendorong munculnya paham merkantilisme di Eropa pada abad ke 16–17.

Selanjutnya pada akhir abad ke-18 revolusi industri telah berlangsung di Eropa.
 Kegiatan industri berkembang dan hasil produksi meningkat sehingga mendorong kegiatan ekspor ke wilayah Asia dan Amerika.
Pesatnya perdagangan di Eropa memicu tumbuhnya lembaga pemberi jasa keuangan yang merupakan cikal-bakal lembaga perbankan modern, antara lain seperti Bank van Leening di Belanda.
 Kemudian secara bertahap bank-bank tertentu di wilayah Eropa seperti
Bank of England (1773),
Riskbank (1809),
Bank of France (1800) berkembang menjadi bank sentral.

Munculnya Malaka sebagai emporium perdagangan telah menarik perhatian bangsa Portugis yang akhirnya pada 1511 berhasil menguasai Malaka.
Mereka terus bergerak ke arah timur menuju sumber rempah-rempah di Maluku.
Di sana Portugis menghadapi bangsa Spanyol yang datang melalui Filipina.
Beberapa saat kemudian bangsa Belanda juga berusaha menguasai sumber-sumber komoditi perdagangan di Jawa dan Nusantara.

Dengan mengibarkan bendera VOC yaitu perusahaan induk penghimpun perusahaan-perusahaan dagang Belanda, mereka mengukuhkan kekuasaanya di Batavia pada 1619.
Untuk memperlancar dan mempermudah aktivitas perdagangan VOC di Nusantara, pada 1746 didirikan De Bank van Leening dan kemudian berubah menjadi De Bank Courant en Bank van Leening pada 1752.

Bank van Leening merupakan bank pertama yang beroperasi di Nusantara.
Pada akhir abad ke-18, VOC telah mengalami kemunduran, bahkan kebangkrutan.
Maka kekuasaan VOC di nusantara diambil alih oleh pemerintah Kerajaan Belanda.
Setelah masa pemerintahan Herman William Daendels dan Janssen, Hindia Timur akhirnya jatuh ke tangan Inggris.

Ratu Inggris mengutus Sir Thomas Stamford Raffles untuk memerintah Hindia Timur.
Tetapi pemerintahan Raffles tidak bertahan lama, karena setelah usainya perang melawan Perancis (Napoleon) di Eropa, Inggris dan Belanda membuat kesepakatan bahwa semua wilayah Hindia Timur diserahkan kembali kepada Belanda.
Sejak saat itu Hindia Timur disebut sebagai Hindia Belanda (Nederland Indie) dan diperintah oleh Komisaris Jenderal (1815–1819) yang terdiri dari
Elout,
Buyskes,
dan van der Capellen.

Pada periode inilah berbagai perbaikan ekonomi mulai dilaksanakan di Hindia Belanda.
Hingga nantinya Du Bus menyiapkan beberapa kebijakan yang mempersiapkan didirikannya De Javasche Bank pada 1828.

3. Bagian Tiga : DJB berdasarkan Oktroi 1 s.d. 8
Gagasan pembentukan bank sirkulasi untuk Hindia Belanda dicetuskan menjelang keberangkatan Komisaris Jenderal Hindia Belanda Mr. C.T. Elout ke Hindia Belanda.
Kondisi keuangan di Hindia Belanda dianggap telah memerlukan penertiban dan pengaturan sistem pembayaran dalam bentuk lembaga bank.
Pada saat yang sama kalangan pengusaha di Batavia, Hindia Belanda, telah mendesak didirikannya lembaga bank guna memenuhi kepentingan bisnis mereka.

Meskipun demikian gagasan tersebut baru mulai diwujudkan ketika Raja Willem I menerbitkan Surat Kuasa kepada Komisaris Jenderal Hindia Belanda pada 9 Desember 1826.
Surat tersebut memberikan wewenang kepada pemerintah Hindia Belanda untuk membentuk suatu bank berdasarkan wewenang khusus berjangka waktu, atau lazim disebut oktroi.

Dengan surat kuasa tersebut, pemerintah Hindia Belanda mulai mempersiapkan berdirinya DJB.
Pada 11 Desember 1827, Komisaris Jenderal Hindia Belanda Leonard Pierre Joseph Burggraaf Du Bus de Gisignies mengeluarkan Surat Keputusan No. 28 tentang oktroi dan ketentuan-ketentuan mengenai DJB.
Kemudian pada 24 Januari 1828 dengan Surat Keputusan Komisaris Jenderal Hindia Belanda No. 25 ditetapkan akte pendirian De Javasche Bank (DJB).
Pada saat yang sama juga diangkat Mr. C. de Haan sebagai Presiden DJB dan C.J. Smulders sebagai sekretaris DJB.

Oktroi merupakan ketentuan dan pedoman bagi DJB dalam menjalankan usahanya.
Oktroi DJB pertama berlaku selama 10 tahun sejak 1 Januari 1828 sampai 31 Desember 1837 dan diperpanjang sampai dengan 31 Maret 1838.
Pada periode oktroi keenam, DJB melakukan pembaharuan akte pendiriannya di hadapan notaris Derk Bodde di Jakarta pada 22 Maret 1881.
Sesuai dengan akte baru DJB, status bank diubah menjadi Naamlooze Vennootschap (N.V.).
Dengan perubahan akte tersebut, DJB dianggap sebagai perusahaan baru.
Oktroi kedelapan adalah oktroi DJB terakhir hingga berlakunya DJB Wet pada 1922.
Pada periode oktroi terakhir ini, DJB banyak mengeluarkan ketentuan baru dalam bidang sistem pembayaran yang mengarah kepada perbaikan bagi lalu lintas pembayaran di Hindia Belanda.
Oktroi kedelapan berakhir hingga 31 Maret 1921 dan hanya diperpanjang selama satu tahun sampai dengan 31 Maret 1922.

4.Bagian Empat : DJB Berdasarkan DJB Wet
Pada 31 Maret 1922 diundangkan De Javasche Bankwet 1922 (DJB Wet).
Bankwet 1922 ini kemudian diubah dan ditambah dengan UU tanggal 30 April 1927 serta UU 13 November 1930.
Pada dasarnya De Javasche Bankwet 1922 adalah perpanjangan dari oktroi kedelapan DJB yang berlaku sebelumnya.
Masa berlaku Bankwet 1922 adalah 15 tahun ditambah dengan perpanjangan otomatis satu tahun, selama tidak ada pembatalan oleh gubernur jenderal atau pihak direksi. Pimpinan DJB pada periode DJB Wet adalah direksi yang terdiri dari seorang presiden dan sekurang-kurangnya dua direktur, satu di antaranya adalah sekretaris.
Selain itu terdapat jabatan presiden pengganti I, presiden pengganti II, direktur pengganti I, dan direktur pengganti II.
Penetapan jumlah direktur ditentukan oleh rapat bersama antara direksi dan dewan komisaris.
Pada periode ini DJB terdiri atas tujuh bagian, di antaranya bagian ekonomi statistik, sekretaris, bagian wesel, bagian produksi, dan bagian efek-efek.

Pada periode ini DJB berkembang pesat dengan 16 kantor cabang,
antara lain: Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Malang, Kediri, Kutaraja, Medan, Padang, Palembang, Banjarmasin, Pontianak, Makassar, dan Manado, serta kantor perwakilan di Amsterdam, dan New York.

DJB Wet ini terus berlaku sebagai landasan operasional DJB hingga lahirnya Undang-undang Pokok Bank Indonesia 1 Juli 1953.

5. Bagian Lima : DJB pada Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)
Pecahnya Perang Dunia II di Eropa terus menjalar hingga ke wilayah Asia Pasifik.
Militer Jepang segera melebarkan wilayah invasinya dari daratan Asia menuju Asia Tenggara.
Menjelang kedatangan Jepang di Pulau Jawa, Presiden DJB, Dr. G.G. van Buttingha Wichers, berhasil memindahkan semua cadangan emasnya ke Australia dan Afrika Selatan.

Pemindahan tersebut dilakukan lewat pelabuhan Cilacap.
Setelah menduduki Pulau Jawa pada bulan Februari-Maret 1942, tentara Jepang memaksa penyerahan seluruh aset bank kepada mereka.
Selanjutnya, pada bulan April 1942, diumumkan suatu banking-moratorium tentang adanya penangguhan pembayaran kewajiban-kewajiban bank.
Beberapa bulan kemudian, pimpinan tentara Jepang untuk Pulau Jawa, yang berada di Jakarta, mengeluarkan ordonansi berupa perintah likuidasi untuk seluruh bank Belanda, Inggris, dan beberapa bank Cina.
Ordonansi serupa juga dikeluarkan oleh komando militer Jepang di Singapura untuk bank-bank di Sumatera, sedangkan kewenangan likuidasi bank-bank di Kalimantan dan Great East diberikan kepada Navy Ministry di Tokyo.

Fungsi dan tugas bank-bank yang dilikuidasi tersebut, kemudian diambil alih oleh bank-bank Jepang, seperti Yokohama Specie Bank, Taiwan Bank, dan Mitsui Bank, yang pernah ada sebelumnya dan ditutup oleh Belanda ketika mulai pecah perang.

Sebagai bank sirkulasi di Pulau Jawa, dibentuklah Nanpo Kaihatsu Ginko yang melanjutkan tugas tentara pendudukan Jepang dalam mengedarkan invansion money yang dicetak di Jepang dalam tujuh denominasi, mulai dari satu hingga sepuluh gulden.
Sampai pertengahan bulan Agustus 1945, telah diedarkan invansion money senilai 2,4 milyar gulden di Pulau Jawa, 1,4 milyar gulden di Sumatera, serta dalam nilai yang lebih kecil di Kalimantan dan Sulawesi.
Sejak tanggal 15 Agustus 1945, juga masuk dalam peredaran senilai 2 milyar gulden, yang sebagian berasal dari uang yang ditarik dari bank-bank Jepang di Sumatera serta sebagian lagi dicuri dari De Javasche Bank Surabaya dan beberapa tempat lainnya.
Hingga bulan Maret 1946, jumlah uang yang beredar di wilayah Hindia Belanda berjumlah sekitar delapan milyar gulden.
Hal tersebut menimbulkan hancurnya nilai mata uang dan memperberat beban ekonomi wilayah Hindia Belanda.

6. Bagian Enam : DJB Masa Revolusi
Setelah Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945, Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Keesokan harinya, pada 18 Agustus 1945 telah disusun Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam penjelasan UUD 1945 Bab VIII pasal 23 Hal Keuangan yang menyatakan cita-cita membentuk bank sentral dengan nama Bank Indonesia untuk memperkuat adanya kesatuan wilayah dan kesatuan ekonomi-moneter.
Sementara itu dengan membonceng tentara Sekutu, Belanda kembali mencoba menduduki wilayah yang pernah dijajahnya.
Maka dalam wilayah Indonesia terdapat dua pemerintahan yaitu: pemerintahan Republik Indonesia dan pemerintahan Belanda atau Nederlandsche Indische Civil Administrative (NICA).

Selanjutnya NICA membuka akses kantor-kantor pusat Bank Jepang di Jakarta dan menugaskan DJB menjadi bank sirkulasi mengambil alih peran Nanpo Kaihatsu Ginko.
Tidak lama kemudian DJB berhasil membuka sembilan cabangnya di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh NICA.
Pembukaan cabang-cabang DJB terus berlanjut seiring dengan dua agresi militer yang dilancarkan Belanda kepada Indonesia.
 Sementara itu di wilayah yang dikuasai oleh Republik Indonesia, dibentuk Jajasan Poesat Bank Indonesia (Yayasan Bank Indonesia) yang kemudian melebur dalam Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2/1946.

Namun demikian situasi perang kemerdekaan dan terbatasnya pengakuan dunia sangat menghambat peran BNI sebagai bank sirkulasi.
Namun demikian pada 30 Oktober 1946, pemerintah dapat menerbitkan Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) sebagai uang pertama Republik Indonesia.
Periode ini ditutup dengan Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949 yang memutuskan DJB sebagai bank sirkulasi untuk Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Bank Negara Indonesia sebagai bank pembangunan.

7. Bagian Tujuh : Periode Pengakuan Kedaulatan RI s.d. Nasionalisasi DJB
Pada Desember 1949, Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia sebagai bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS).
Pada saat itu, sesuai dengan keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB), fungsi bank sentral tetap dipercayakan kepada De Javasche Bank (DJB).
Pemerintahan RIS tidak berlangsung lama, karena pada tanggal 17 Agustus 1950, pemerintah RIS dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pada saat itu, kedudukan DJB tetap sebagai bank sirkulasi.
Berakhirnya kesepakatan KMB ternyata telah mengobarkan semangat kebangsaan yang terwujud melalui gerakan nasionalisasi perekonomian Indonesia.
Nasionalisasi pertama dilaksanakan terhadap DJB sebagai bank sirkulasi yang mempunyai peranan penting dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia.

Sejak berlakunya Undang-undang Pokok Bank Indonesia pada tanggal 1 Juli 1953, bangsa Indonesia telah memiliki sebuah lembaga bank sentral dengan nama Bank Indonesia.

Sebelum berdirinya Bank Indonesia, kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran berada di tangan pemerintah.
Dengan menanggung beban berat perekonomian negara pasca perang, kebijakan moneter Indonesia ditekankan pada peningkatan posisi cadangan devisa dan menahan laju inflasi.
Sementara itu, pada periode ini, pemerintah terus berusaha memperkuat sistem perbankan Indonesia melalui pendirian bank-bank baru.

Sebagai bank sirkulasi, DJB turut berperan aktif dalam mengembangkan sistem perbankan nasional terutama dalam penyediaan dana kegiatan perbankan.
Banyaknya jenis mata uang yang beredar memaksa pemerintah melakukan penyeragaman mata uang.
Maka, meski hanya untuk waktu yang singkat, pemerintah mengeluarkan uang kertas RIS yang menggantikan Oeang Republik Indonesia dan berbagai jenis uang lainnya.

Akhirnya, setelah sekian lama berlaku sebagai acuan hukum pengedaran uang di Indonesia, Indische Muntwet 1912 diganti dengan aturan baru yang dikenal dengan Undang-undang Mata Uang 1951.

8. Bagian Delapan : Presiden De Javasche Bank (1828 - 1953)
1. Mr. C. De Haan
Masa Jabatan dari tahun 1828 - 1838

2. C. J. Smulders
Masa Jabatan dari tahun 1838 - 1851

3. E. Francis
Masa Jabatan dari tahun 1851 - 1863

4. C. F. W. Wiggers van Kerchem
Masa Jabatan dari tahun 1863 - 1868

5. J. W. C. Diepenheim
Masa Jabatan dari tahun 1868 - 1870

6. Mr. F. Alting Mees
Masa Jabatan dari tahun 1870 - 1873

7. Mr. N. P. van den Berg
Masa JAbatan dari tahun 1873 - 1889

8. S. B. Zeverijn
Masa Jabatan dari tahun 1889 - 1893

9. D. Groeneveld
Masa Jabatan dari tahun 1893 - 1898

10. J. Reijsenbach
Masa Jabatan dari tahun 1898 - 1906

11. Mr. G. Vissering
Masa Jabatan dari tahun 1906 - 1912

12. E. A. Zeilinga Azn.
Masa Jabatan dari tahun 1912 - 1924

13. Mr. L. J. A. Trip
Masa Jabatan dari tahun 1924 - 1929

14. Mr. Dr. G. G. van Buttingha Wichers
Masa Jabatan dari tahun 1929 - 1945

15. Dr. R. E. Smits
Masa Jabatan dari tahun 1945 - 1949

16. Dr. A. Houwink
Masa Jabatan dari tahun 1949 - 1951

17. Mr. Sjafruddin Prawiranegara
Masa jabatan dari tahun 1951 - 1953

9. Bagian Sembilan : Gubernur - Gubernur Bank Indonesia (1953 - Sekarang)
1. Mr . Sjafrudin Prawiranegara
Masa Jabatan dari tahun 1951 - 1953
2. Mr. Loekman Hakim
Masa Jabatan dari tahun 1953 - 1959

3. Mr. Soetikno Slamet
Masa Jabatan dari tahun 1959 - 1960

4. Mr. Soemarno
Masa Jabatan dari tahun 1960 - 1963

5. T. Jusuf Muda Dalam
Masa Jabatan dari tahun 1963 - 1966

6. Radius Prawiro
Masa Jabatan dari tahun 1966 - 1973

7. Rachmat Saleh
MAsa Jabatan dari tahun 1973 - 1983

8. Arifin Siregar
Masa Jabatan dari tahun 1983 - 1988

9. Adrianus Mooy
Masa Jabatan dari tahun 1988 - 1993

10. J. Soedradjad Djiwandono
Masa Jabatan dari tahun 1993 - 1998

11. Sjahril Sabirin
MAsa Jabatan dari tahun 1998 - 2003

12. Burhanuddin Abdullah
Masa Jabatan dari tahun 2003 - 2008

13. Boediono
Masa Jabatan dari tahun 2008 - 2009

14. Darmin Nasution
Masa Jabatan dari tahun 2009 - 2014

10. Sekilas Perjalanan PAnjang Bank Indonesia (1828 - 2008)
1828:
De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi
yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang.

1953:
Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia
untuk menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tiga
tugas utama
di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran.
Di samping itu, Bank Indonesia diberi tugas penting lain dalam hubungannya dengan
Pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial yang dilakukan oleh DJB
sebelumnya.

1968:
Undang-Undang Bank Sentral mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia
sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi
komersial.
Selain tiga tugas pokok bank sentral, Bank Indonesia juga bertugas
membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong kelancaran
produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna
meningkatkan taraf hidup rakyat.

1999:
Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai dengan UU No.23/1999 yang
menetapkan tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah.

2004:
Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen dengan focus pada aspek penting
yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk
penguatan governance.

2008:
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(PerPPU) No.2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.23
tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas
sistem keuangan.
Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan
perbankan nasional dalam menghadapi krisis global melalui peningkatan akses
perbankan terhadap Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek dari Bank Indonesia.


Bank Indonesia memiliki beberapa Kantor cabang diberbagai kota yang ada di Indonesia.
1. Medan
2. Banda Aceh
3. Pematang siantar
4. Lhokseumawe
5. Sibolga
6. Padang
7. Pekanbaru
8. Jambi
9. Batam
10. Palembang
11. Bengkulu
12. Bandar Lampung
13. Bandung
14. Serang
15. Cirebon
16. Tasikmalaya
17. Tegal
18. Semarang
19. Yogyakarta
20. Solo
21. Purwokerto
22. Surabaya
23. Malang
24. Kediri
25. Jember
26. Denpasar
27. Mataram
28. Kupang
29. Banjarmasin
30. Pontianak
31. Palangkaraya
32. Gorontalo
33. Samarinda
34. Balikpapan
35. Makassar
36. Manado
37. Palu
38. Kendari
39. Ternate
40. Ambon
41. Jayapura

Bank Indonesia juga memiliki kantor Representative diluar negeri :
1. Singapore
2. Tokyo
3. London
4. New york

Bank Indonesia memiliki museum yang bisa dikunjungi :
dari hari Selasa  - Jumat : Pkl. 08.00 - 15.30 Wib
dari hari Sabtu  - Minggu : Pkl. 08.00 - 16.00 Wib
Senin & Hari Libur NAsional Tutup

Gratis untuk masuk ke Museum Bank Indonesia
Alamat  Museum Indonesia
Jl. Pintu Besar Utara No. 3
Jakarta Barat - Indonesia 
Telp. (6221) 2600158
Ext.8111, 8102, 8100
Up : Gede Aryana 
Fax.62-21-2601730 
Email: museum@bi.go.id

Alamat Kantor Pusat Bank Indonesia
Jl. MH. Thamrin 2 Jakarta 10350 Indonesia
Telp. (6221) 2310108 (ext. 7317)
Email Humas : humasbi@bi.go.id


Website Resmi : klik di sini

Semua Sumber berasal dari Website Bank Indonesia
Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah Bank Indonesia (Lengkap)

print halaman iniPrint halaman ini